Tegal, NU Online Jateng
Koordinasi yang sangat intensif dan produktif terjalin dalam Kelembagaan Pendidikan Ma'arif Nadhlatul Ulama (LP Ma'arif NU) bersama Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) diperlukan penguatan komitmen guna peningkatan kompetensi dan kompetisi.
"Seluruh tenaga pengajar di linngkungan LP Ma'arif mestinya bergabung ke dalam organisasi profesi Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Dengan demikian, pengelolaan Ma'arif dan Pergunu menjadi lebih intens dan fokus berjalan bersama," ujar Ketua Pimpinan Cabang Pergunu Kabupaten Tegal H Bambang Arisanto, Sabtu (29/5).
Menurutnya, kolaborasi antara Pergunu dengan LP Ma'arif penting dilakukan untuk saling mengisi. LP Ma'arif fokus pada lembaga dan siswa sedangkan Pergunu fokus pada guru dan tenaga kependidikannya.
"Pergunu adalah wadah organisasi profesi guru NU bertujuan memberdayakan semua guru NU termasuk di dalamnya mengusulkan kesejahteraan guru lewat dana bantuan sosial (Bansos) dan mengusulkan bantuan Kuliah S1 hingga S3," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Cabang Ma'arif NU Kabupaten Tegal H Al-Fatah mengatakan, tentang sejarah berdirinya Pergunu bahwa pada dekade tahun 1950 hingga 1960 Pergunu merupakan organisasi yang besar di bawah nahkoda NU. Kala itu Pergunu memiliki peran yang sangat strategis di bidang pendidikan, terutama dalam pengembangan serta pembinaan tenaga guru.
"Memasuki tahun 1970 Pergunu tidak tampil kembali. Hal itu karena adanya politik mono loyalitas pada era orde baru. Semua organisasi profesi saat itu tidak berdaya dan akhirnya vakum," katanya.
Namun lanjutnya, pada 31 Maret 2002 Pergunu bangkit kembali di Surabaya dengan membangun paradigma baru yakni guru yang profesional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen.
"Saya berharap di Kabupaten Tegal khususnya, semua guru di lingkungan LP Ma'arif NU secara otomatis menjadi anggota Pergunu," pungkasnya.
Kontributor: Tahmid
Editor: M Ngisom Al-Barony