Tak Cukup Narasi, Foto Dokumentasi Dukung Jurnalis Filantropi
Sabtu, 24 Mei 2025 | 17:53 WIB

Manajer Fundraising Lazisnu PBNU Wahyu Nurhadi saat mengisi materi dalam Workshop Jurnalistik Filantropi. (Foto: Muhammad Mukromin)
Cilacap, NU Online Jateng
Narasi yang kuat dan menggugah dalam memberitakan kegiatan sosial kemanusiaan, khususnya yang dilakukan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), dapat memberikan dampak positif bagi pembaca. Tak hanya menyampaikan informasi, narasi yang tepat mampu menyentuh sisi emosional dan menggerakkan hati untuk turut serta dalam gerakan kebaikan.
Demikian disampaikan Manajer Fundraising LAZISNU PBNU Wahyu Nurhadi saat mengisi materi dalam Workshop Jurnalistik Filantropi yang digelar NU Online di Gedung Bayt el Tahfidz wal Turots (BTT) Yasmine, Pesantren Miftahul Huda Kroya, Kabupaten Cilacap, Sabtu (24/5/2025).
“Visual pendukung berupa foto atau video, carilah yang mendukung praktik Jurnalisme Filantropi. Ia bukan sekadar pelengkap, tapi memperkuat pesan kemanusiaan dalam narasi,” ungkapnya.
Wahyu menekankan pentingnya aspek estetika dalam foto jurnalistik, sekaligus memperhatikan kejelasan identitas pelaku kegiatan, seperti seragam atau logo lembaga. Hal ini penting agar publik mengetahui bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari gerakan Nahdlatul Ulama di bidang sosial kemanusiaan.
“Misalnya, saat bantuan disalurkan dalam kondisi bencana, ada yang berseragam Banser, ada pula logo LTN atau LAZISNU yang tampak jelas. Itu bentuk pertanggungjawaban sekaligus penguatan branding,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa produk Jurnalisme Filantropi berfokus pada kisah kebaikan dan dampak yang dirasakan langsung oleh penerima manfaat program Lazisnu. Oleh karena itu, diperlukan narasi yang lugas, mencerdaskan, serta didukung dokumentasi visual yang kuat.
Lebih lanjut, Wahyu menyampaikan bahwa karya jurnalistik dalam Jurnalisme Filantropi tidak hanya terbatas pada berita dan foto. Video dokumenter atau testimoni penerima manfaat juga bisa menjadi produk yang efektif dalam membangun empati publik.
Namun ia mengingatkan bahwa kampanye Jurnalisme Filantropi yang digagas NU Online bukan ditujukan untuk mendukung pembangunan aset fisik Nahdlatul Ulama, melainkan lebih pada penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan pemberdayaan umat.
Ia berharap, seluruh Unit Pengumpul Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) di tingkat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dapat mengikuti gerakan ini, agar semangat filantropi semakin tumbuh dan menyebar ke seluruh pelosok.