Nasional

Halal Center INISNU Temanggung Raih Penghargaan Nasional dalam Rakernas LP3H 2025

Rabu, 30 Juli 2025 | 14:00 WIB

Halal Center INISNU Temanggung Raih Penghargaan Nasional dalam Rakernas LP3H 2025

Ketua Halal Center INISNU Temanggung, Abdul Wahab Fahrub, M.Pd., menerima penghargaan LP3H peringkat pertama nasional dalam kategori jumlah pengembalian sertifikat halal kuota SEHATI 2025 paling sedikit.

Jakarta, NU Online Jateng 

Halal Center Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung mencatatkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Lembaga ini meraih penghargaan sebagai Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) terbaik peringkat pertama dalam kategori Pengembalian Pengajuan Sertifikasi Halal Kuota Gratis (SEHATI) paling sedikit tahun 2025 dari total 314 LP3H se-Indonesia.

 

Penghargaan tersebut diserahkan langsung dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LP3H yang berlangsung pada Senin-Rabu (28–30/7/2025) di Hotel Mercure, Pantai Indah Ancol, Jakarta. 

 

Ketua Halal Center INISNU Temanggung, Abdul Wahab Fahrub hadir menerima penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi atas kinerja optimal lembaga yang ia pimpin.

 

Rakernas LP3H 2025 menjadi ajang koordinasi nasional bagi ratusan LP3H dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini difokuskan pada penguatan sinergi dan peningkatan kualitas pendampingan halal, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah.

 

Ketua panitia Rakernas menyampaikan bahwa fokus utama kegiatan tahun ini adalah peningkatan layanan pendampingan sertifikasi halal, terutama dalam program fasilitasi sertifikat halal gratis atau SEHATI. 

 

Program ini merupakan upaya pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk memperluas cakupan produk bersertifikat halal dengan dukungan LP3H sebagai ujung tombak pendampingan di lapangan.

 

Dalam pernyataannya, Abdul Wahab Fahrub menyampaikan bahwa capaian tersebut bukan hanya hasil kerja teknis administratif, tetapi juga merupakan bentuk dedikasi dalam mengawal keberkahan usaha masyarakat. 

 

“Kami di Halal Center INISNU berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendampingan halal bagi pelaku UMKM, agar produk mereka tidak hanya memenuhi standar kehalalan, tetapi juga mampu bersaing di pasar nasional dan global,” tegasnya.

 

Ia juga menegaskan bahwa proses pendampingan halal bukan semata kewajiban formalitas, melainkan bagian penting dari misi keumatan dan penguatan ekonomi umat. 

 

“Pendampingan ini bagian dari tanggung jawab moral untuk memastikan pelaku usaha kecil dapat naik kelas melalui jalur yang halal, bersih, dan berkeadaban,” tambahnya.

 

Rakernas juga menghadirkan narasumber nasional, Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hassan. Dalam pengarahan strategisnya, ia menyampaikan pentingnya memperkuat kelembagaan halal nasional. 

 

Salah satu gagasannya adalah perubahan nomenklatur dari BPJPH menjadi “Badan Halal Republik Indonesia” agar memiliki legitimasi dan daya jangkau lebih luas dalam menjamin perlindungan konsumen Muslim.

 

“Negara wajib melindungi rakyat dari produk yang tidak halal. Maka kelembagaan halal harus kuat, tidak hanya bersifat administratif, tapi juga ideologis dan operasional,” ungkap Babe Haikal, demikian sapaannya.

 

Babe Haikal juga menekankan tiga prinsip utama dalam sistem jaminan halal, yaitu kualitas, kebersihan, dan kesehatan.

 

Mengutip ungkapan populer, ia menyatakan, “You are what you think, and you are what you eat,” sebagai penegasan bahwa kesadaran terhadap produk konsumsi memiliki pengaruh besar terhadap spiritualitas dan kesehatan masyarakat.

 

Haikal juga mengungkap data bahwa nilai transaksi produk halal secara global mencapai Rp21.000 triliun, namun kontribusi Indonesia baru sekitar Rp673 triliun. Menurutnya, kesenjangan ini menunjukkan perlunya akselerasi dan penguatan ekosistem halal nasional secara menyeluruh.

 

Oleh karena itu, ia mendorong optimalisasi sinergi antar-lembaga, pembentukan satuan tugas P3H, serta penguatan sertifikasi halal pada sektor kosmetik dan farmasi pada tahun 2026, serta menyikapi peningkatan permintaan global terhadap produk daging halal dengan kesiapan sistem produksi dan distribusi yang terjamin. 

 

“Produk halal dan thayyib bukan hanya untuk umat Islam, tetapi menjadi kebutuhan universal. Maka Indonesia harus siap menjadi pusat industri halal dunia,” tegasnya.

 

Rakernas LP3H 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi dan profesionalisme antar-lembaga pendamping, serta mendorong Indonesia menjadi pusat industri halal global yang kompetitif dan terpercaya.


Terkait