Gus Yahya: Khidmat di NU Hanya untuk Agama, Bukan yang Lain
Rabu, 28 Agustus 2024 | 10:00 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat didaulat memberi pidato arahan dalam pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) dan Kursus Banser Pimpinan (SUSBANPIM) bertajuk "Integrasi Tata Kelola dan Pengembangan Sumber Daya Menuju Ansor Masa Depan Bisa" di Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, Kab. Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2024). (Foto: TVNU/Ghufron)
NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) didirikan semata-mata karena alasan agama, dengan niat dan tujuan yang sepenuhnya berlandaskan pada agama.
Para pendiri NU, kata Gus Yahya, tidak memiliki dorongan lain di dalam hati mereka selain untuk mencari keridhaan Allah Swt. Semua gagasan yang melatarbelakangi berdirinya NU dan perkembangan organisasi ini sepenuhnya berada dalam kerangka keagamaan.
Hal ini disampaikan oleh Gus Yahya saat memberikan pidato arahan pada acara Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) dan Kursus Banser Pimpinan (SUSBANPIM) dengan tema "Integrasi Tata Kelola dan Pengembangan Sumber Daya Menuju Ansor Masa Depan Bisa" di Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2024).
"Sahabat-sahabat sekalian, kita tidak boleh melakukan apa pun dalam organisasi ini kecuali dengan tujuan agama. Apapun bentuk kegiatannya, baik itu seremonial atau pelatihan seperti yang kita lakukan sekarang, semuanya harus didasari niat dan tujuan keagamaan, tidak boleh ada niat lain," tegasnya.
Gus Yahya juga mengingatkan para kader Ansor dan Banser yang menjadi peserta PKN dan SUSBANPIM untuk segera pulang jika memiliki tujuan selain agama.
"Kalau ada yang punya niat selain agama, silakan pulang sekarang juga!" ucapnya, disambut dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Lebih lanjut, Gus Yahya menekankan bahwa siapa pun yang beraktivitas dalam kerangka NU tanpa niat keagamaan akan menghadapi konsekuensi yang tidak kecil. Terlebih lagi, kata Gus Yahya, dalam dinamika belakangan ini, ketika NU semakin besar, banyak yang melihat keikutsertaan dalam organisasi seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, dan lainnya sebagai peluang masa depan. Hal ini, menurutnya, adalah hasil alami dari perkembangan NU yang semakin besar baik dari segi ukuran, pengaruh, maupun kinerja.
Selengkapnya baca di: https://www.nu.or.id/nasional/gus-yahya-tak-boleh-khidmah-di-nu-kecuali-dengan-niat-agama-x4whU