Semarang, NU Online Jateng
Satu hal yang dianjurkan dalam menyambut tahun baru Hijriah, 1 Muharram 1446 H, adalah dengan melaksanakan puasa. Rasulullah saw menyebut puasa di bulan pertama ini paling utama setelah Ramadhan.
Baca Juga
Dalil Puasa Muharram dan Keutamaannya
Hal ini sebagaimana dikutip NU Online Jawa Tengah dalam artikel berjudul Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya pada Jumat (5/7/2024).
Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Hadis tersebut memberikan pemahaman kepada para ulama, bahwa menjalankan puasa sepanjang bulan Muharram adalah sunnah. Meskipun demikian, di antara hari-hari itu, 10 hari pertama, khususnya tanggal 9 (tasu’a), 10 (‘asyura), dan tambahan tanggal 11 adalah hari paling utama untuk dipuasai.
Adapun niat puasa Muharram adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.”
Khusus hari kesembilan (tasu’a) dan kesepuluh (‘asyura), ada niatnya tersendiri sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”
Niat puasa Asyura secara lengkap:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
Puasa di bulan Muharram ini paling tidak memberikan lima keutamaan. Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim di atas. Kedua, Muharram masuk dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum sehingga terhitung puasa di bulan mulia. Ketiga, pahala puasa sehari dalam bulan Muharrram setara dengan puasa 30 hari.
Secara khusus, puasa hari Asyura (10 Muharram) bakal menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Sementara puasa Tasu’a (9 Muharram) dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, merupakan puasa yang membedakan antara umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.