• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 17 Mei 2024

Regional

Ini Cara Relawan LAZISNU Kota Semarang Redakan Kepanikan Keluarga Korban Covid 

Ini Cara Relawan LAZISNU Kota Semarang Redakan Kepanikan Keluarga Korban Covid 
Relawan NU Kota Semarang gunakan kopiah saat angkat jenazah covid-19 (Foto: NU Online Jateng/Dok)
Relawan NU Kota Semarang gunakan kopiah saat angkat jenazah covid-19 (Foto: NU Online Jateng/Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Corona Viruse Disease 2019 atau Covid-19 memang berbahaya. Karena itu wajar kiranya jika keluarga korban Covid-19 jadi panik. Sebab, Modin yang biasanya bertugas merawat jenazah sampai pemakaman takut untuk mandikan jenazah yang dinyatakan positif Covid-19. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi para petugas pemulasaran jenazah Covid-19. 

 

"Memang tantangan kita bukan hanya sekadar memberikan pelayanan, tapi juga harus meredakan panik atau takut warga sekitar," kata seorang relawan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kota Semarang, Ayatullah Khumaini kepada NU Online Jateng, Ahad (12/9).

 

Oleh karena itu dirinya harus kreatif dalam tugasnya melayani masyarakat yang membutuhkan jasa pemulasaran jenazah sampai mendoakan setelah dikebumikan. 

 

"Kalau hanya sebatas doa, relawan LAZISNU sudah bisa. Nah, ini untuk menghibur keluarga korban covid memang tidak mudah," ungkapnya.

 

Kreativitas para relawan LAZISNU dalam menenangkan dilakukan ketika membawa pasien Covid ke rumah isolasi terpusat menjadi salah satu kunci penanganan Covid-19 di Kota Semarang tidak menyeramkan. 

 

"Intinya kepanikan adalah penyakit, maka petugas relawanpun juga menenangkan pasien dengan mengajak bershalawat di dalam mobil ambulans pasien," imbuhnya.

 

Maka dari itu lanjutnya, muncullah inisiatif mengenakan peci hitam dengan alat perlindungan diri (APD). Sontak saja, tingkah lucu itu membuat keluarga korban covid jadi terhibur. 

 

"Kita spontan saja sih asalnya, iseng-iseng sudah pake APD lengkap terus pake peci hitam. Nah ternyata respons keluarga dan masyarakat baik, mereka jadi tidak tegang, tidak panik, bisa lebih santai karena sedikit terhibur," ungkapnya.

 

Peran LAZISNU Kota Semarang di masa pandemi dalam melayani permintaan ambulans gratis memang cukup padat, terlebih sebelum adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat. Bahkan kala lewat tengah malam pun sering terjadi. 

 

"Kalau malam, sebelum PPKM darurat sering, sampai mobil ambulans jenazah kita parkir di luar pagar, karena banyak yang takut kalau harus parkir di area parkiran kantor NU," ungkapnya.

 

Anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang ini melanjutkan, banyaknya permintaan masyarakat sampai menghabiskan stok alat pelindung diri (APD) sehingga dalam beberapa kali pemulasaran tanpa baju hazmat. "Stok APD sering habis, akhirnya kita gunakan jas hujan plastik dan kaos tangan latex dobel," akunya.

 

Sebab lanjut dia, tugas kemanusiaan di masa pandemi Covid-19 tidak ada tawar menawar. "Memang mau tidak mau tugas ini harus dilaksanakan, kalau semua takut tertular dan tidak ada yang merawat maka akan berdosa semua, merawat jenazah kan fardhu kifayah hukumnya," tuturnya.

 

Untuk meringankan beban anggaran, pihaknya selalu menyarankan keluarga korban covid untuk pemulasaraan di rumah sakit, bukan di rumah duka. "Kalau di rumah sakit sudah disediakan semuanya. Jadi tidak perlu menyediakan prokes pemulasaran jenazah," ungkapnya.

 

Manager Penyaluran LAZISNU Kota Semarang, Esriyanto atau Muhammad Zidan Al-Farisi pun tak jarang ikut terjun langsung dalam pemakaman. "Ada keluarga yang dari Ngaliyan tidak berani mengantar jenazah. Sehingga semuanya dilayani LAZISNU. Bahkan pihak keluarga menolak untuk ikut memakamkan," akunya.

 

Menghadapi kondisi demikian, dia pun tidak lantas memaksakan harus ikut. "Kita tawari dulu untuk menyaksikan dari jauh, kalau memang sudah benar-benar tidak mau ya sudah, tidak bisa kita paksa. Memang masalah covid ini butuh edukasi bertahap," pungkasnya.  

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru