Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Taushiyah

Mengapa Harus Ambil Jalan Pintas

Foto: Ilustrasi (nu online)

Fenomena orang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup cenderung meningkat intensitasnya. Bahkan fenomena bunuh diri yang kemudian diviralkan cenderung menginspirasi orang lain dalam tanda kutip, atau istilahnya menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama ketika terbelit masalah hidup.


Baca Juga:
Hidup di Dunia Bagaikan Mimpi dalam Tidur

   
Mengapa harus mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidup ketika terbelit masalah?. Dikiranya setelah bunuh diri semua masalah yang sedang dihadapi akan berakhir (selesai), padahal tidak demikian halnya. Justru kematiannya adalah awal dibukanya masalah baru yang lebih rumit dan pelik yang tidak akan ada ujungnya.


Hadits nabi:


من قتلَ نفسَهُ بحديدةٍ فحديدتُهُ في يدهِ يتوجَّأُ بها في بطنِهِ في نارِ جهنَّمَ خالدًا مُخلَّدًا فيها أبدًا ومن قتَلَ نفسَهُ بسَمٍّ فسَمُّهُ في يدهِ يتحسَّاهُ في نارِ جهنَّمَ خالدًا مُخلَّدًا فيها أبدًا من تردَّى من جبلٍ فقتلَ نفسَهُ فَهوَ يتردَّى في نارِ جَهنَّمَ خالدًا مخلَّدًا فيها أبدًا


Artinya:
Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu kelak akan berada di tangannya dan akan dia gunakan untuk menikam perutnya sendiri di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa bunuh diri dengan minum racun, maka kelak ia akan meminumnya sedikit-demi sedikit di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung, maka dia akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di dalam neraka Jahannam, kekal di sana selama-selamanya. (HR Bukhari dan Muslim)


Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri

Ahmad Niam Syukri
Editor: M Ngisom Al-Barony

Artikel Terkait