Kemenag Tegal Serahkan IZOP Madrasah 2025, Dorong Kemandirian dan Ciri Khas Lembaga Pendidikan Islam
Senin, 7 Juli 2025 | 12:30 WIB

Pembinaan dan Penyerahan Izin Operasional (IZOP) Madrasah Tahun 2025 di Aula Al Ikhlas Kemenag setempat, Selasa (2/7/2025).
Tegal, NU Online Jateng
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tegal menggelar kegiatan Pembinaan dan Penyerahan Izin Operasional (IZOP) Madrasah Tahun 2025 di Aula Al Ikhlas Kemenag setempat, Selasa (2/7/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi penguatan eksistensi lembaga pendidikan Islam di wilayah tersebut.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, H M Aqso, dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada lembaga-lembaga yang telah menerima IZOP. Ia menyebut keberhasilan ini merupakan buah dari perjuangan panjang pasca moratorium pendirian madrasah beberapa tahun terakhir.
“Selamat kepada sembilan lembaga yang telah mendapatkan IZOP Madrasah. Ini adalah bentuk ikhtiar yang luar biasa, sebuah penantian panjang yang akhirnya membuahkan hasil,” ujar Aqso.
Sebanyak sembilan lembaga menerima izin operasional yang terdiri atas enam Raudlatul Athfal (RA), satu Madrasah Ibtidaiyah (MI), satu Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan satu Madrasah Aliyah (MA).
Dalam kesempatan itu, Aqso juga menekankan pentingnya kemandirian madrasah. Ia mengimbau agar lembaga pendidikan tidak hanya bergantung pada bantuan operasional seperti BOP atau BOS.
“Lembaga harus tumbuh mandiri, jangan hanya mengandalkan BOP atau BOS. Bantuan itu sifatnya sementara, tapi komitmen dan kreativitas harus menjadi nafas lembaga,” imbuhnya.
Ia juga menyoroti pentingnya membangun iklim pendidikan yang aman, nyaman, dan ramah anak sebagai ciri khas madrasah unggul yang bercorak Islam rahmatan lil ‘alamin. Madrasah, katanya, harus mampu menciptakan ruang belajar yang membahagiakan dan berbasis nilai-nilai Islam.
Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Tegal, Haryono, memberikan pengarahan teknis mengenai tanggung jawab lembaga setelah menerima izin operasional. Ia mengingatkan bahwa madrasah akan menghadapi proses akreditasi dalam waktu satu tahun sejak operasional dimulai.
“Tahun pertama adalah masa persiapan menuju akreditasi. Siapkan dokumen, sarpras, dan administrasi sesuai standar nasional pendidikan,” tegas Haryono.
Ia juga menjelaskan bahwa lembaga penerima IZOP belum akan mendapatkan dana BOP selama minimal satu tahun, sehingga perlu mempersiapkan anggaran mandiri untuk menjalankan proses pendidikan.
Lebih lanjut, Haryono menekankan pentingnya setiap madrasah memiliki program unggulan dan identitas khas sebagai pembeda dari sekolah umum lainnya.
“Madrasah harus punya market share. Boleh murah hati, tapi jangan murahan. Harus berkualitas dan ramah anak,” katanya.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh lembaga pendidikan Islam untuk mempublikasikan aktivitas positifnya melalui media sosial dan membangun kurikulum berbasis cinta.
"Mari bangun madrasah yang berkarakter. Gedung boleh sederhana, tapi kualitas pendidikan harus luar biasa. Kita bangun kurikulum berbasis cinta; cinta kepada Allah, Rasulullah, diri sendiri, sesama, dan lingkungan,” pungkasnya.