• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

Regional

Perkuat Literasi Pelajar, Madrasah Aliyah An-Nawawi Purworejo Adakan Diklat Jurnalistik

Perkuat Literasi Pelajar, Madrasah Aliyah An-Nawawi Purworejo Adakan Diklat Jurnalistik
Diklat Jurnalistik bagi pelajar MA An-Nawawi Berjan, Purworejo (Foto: Dok)
Diklat Jurnalistik bagi pelajar MA An-Nawawi Berjan, Purworejo (Foto: Dok)

Purworejo, NU Online Jateng
Puluhan pelajar Madrasah Aliyah (MA) An-Nawawi Berjan, Purworejo mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jurnalistik bertajuk 'Art Literacy English and Arabic', Selasa (15/3). 


Kegiatan diklat menghadirkan jurnalis Magelang Ekspres dan NU Online Jateng sebagai narasumber guna membedah teknik-teknik jurnalistik dan manajemen penerbitan majalah sekolah. 


Kepala MA An-Nawawi H Sahlan mengatakan, keterampilan jurnalistik menjadi sebuah kebutuhan bagi para siswa. Tidak hanya untuk kepentingan penerbitan majalah semata, namun juga bagi siswa secara personal di masa yang akan datang. 


"Pesantren memiliki tradisi literasi yang kuat. Bahkan muassis ke-3 Pesantren An-Nawawi, KH Nawawi Shidiq dikenal dengan karya-karya literasinya. Saya harap, ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk memperkaya skill kita semua dalam bidang kepenulisan," ujarnya. 


Narasumber pertama Lukman Khakim menyampaikan materi dasar jurnalistik yaitu rumus 5W+1H. Rumus itu adalah What, Who, Where, When, Why, dan How. Ia menegaskan, sebuah berita harus memenuhi unsur itu. 


"Kalau tidak, maka berita tidak lengkap. Misalnya berita kok tidak ada waktunya, tanggal berapa, itu kurang sempurna,” ungkap wartawan Harian Purworejo itu, menjelaskan.


Lebih lanjut Lukman menjelaskan, penulisan berita (hard news) dilakukan dengan rumus piramida terbalik. “Yang paling penting ditaruh di paling atas, baru kemudian keterangan tambahan di bawahnya,” jelas mantan aktivis IPNU dan PMII itu. 





Sedangkan narasumber kedua Ahmad Naufa dari NU Online Jateng memaparkan motivasi menulis, manajemen media, dan penulisan feature (soft news). “Menulis itu bukan bakat, tapi kebiasaan. Dan cara berlatih menulis yang efektif adalah dengan membaca lalu mempraktikkan,” jelasnya.


Selain itu lanjutnya, seorang penulis atau wartawan juga dituntut kreatif. Menurutnya, apa saja bisa menjadi bahan tulisan. “Seorang penulis jika melihat secangkir kopi bisa berimajinasi tentang perkebunan kopi, petani kopi, pabrik kopi, ribuan buruh, dan distribusi kopi sampai ke kita,” ungkapnya.


Dijelaskan, dalam menulis feature prinsip tetap memakai rumus 5 W+1 H dengan ditambah opini atau subyektivitas wartawan. Karena tak harus aktual dan terkini seperti berita hardnews, feature bisa memakai rumus piramida: pesan utama tak harus di muka. 


“Jadi kalau feature itu bisa dikatakan berita bersastra. Apa yang kita pikirkan, dengar, lihat dan rasakan juga bisa ditambahkan sebagai bumbu tulisan,” jelasnya.


Naufa berharap peserta diklat ini dapat menuliskan khazanah di pesantren. “Banyak hal yang bisa ditulis, mulai dari nasihat kiai, catatan hasil mengaji atau hal-hal unik di pesantren,” pungkasnya.


Panitia Kegiatan Ana Masruroh berharap para peserta bisa lebih aktif ke depannya. “Sudah banyak di antara mereka yang berbakat. Acara ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan mereka,” tuturnya di sela acara.


Acara berlangsung dari pagi sampai siang, dengan metode presentasi, tanya jawab dan penugasan. Pada tahap pertama mereka ditugaskan untuk menyusun berita (hard news). Sedangkan tahap dua diberi tugas untuk praktik wawancara atau membuat feature (soft news). 


Pengirim: Faiz
Editor: Samsul Huda


Regional Terbaru