Unwahas Siapkan Beasiswa untuk Atlet Paralayang Berprestasi
Sabtu, 21 Juni 2025 | 19:00 WIB

Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang digelar di Kampus II Unwahas Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang.
Semarang, NU Online Jateng
Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang terus mendorong sinergi antara dunia akademik dan olahraga dengan membuka peluang beasiswa bagi para atlet cabang olahraga (cabor) Paralayang. Komitmen ini ditunjukkan melalui pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang digelar pada 13-14 Juni 2025 di Kampus II Unwahas Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang.
Pelatihan tersebut diikuti oleh para atlet dan komunitas olahraga paralayang dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Selain untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi risiko cedera dalam olahraga ekstrem ini, kegiatan ini juga menjadi sarana penjaringan calon mahasiswa baru yang memiliki prestasi di bidang olahraga.
“Melalui pelatihan ini, kami tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan tanggap darurat, tetapi juga membuka jalan bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi dengan jalur beasiswa di Unwahas,” ungkap Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unwahas, Muhlisin, Sabtu (21/6/2025).
Ia menjelaskan, pelatihan P3K ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat, sekaligus bentuk pemanfaatan fasilitas olahraga berisiko tinggi yang dimiliki kampus.
“Unwahas telah beberapa tahun mengalokasikan beasiswa untuk atlet berprestasi di berbagai cabor. Mahasiswa kami bahkan ada yang berhasil meraih prestasi nasional hingga internasional, termasuk juara dunia panjat tebing,” imbuhnya.
Ketua Pengurus Cabor Paralayang Jawa Tengah, Nur Cholis, mengapresiasi kerja sama dengan Unwahas dalam memajukan olahraga paralayang.
“Kami siap mendukung pengembangan olahraga ini dan memastikan kerja sama yang sudah ditandatangani bisa diimplementasikan dengan maksimal,” tegasnya.
Pelatihan P3K sendiri menghadirkan materi yang komprehensif, mulai dari skenario kecelakaan dalam olahraga paralayang, penanganan luka, fraktur, evakuasi korban, hingga resusitasi jantung paru (RJP) dan penggunaan peralatan P3K darurat.
Dosen FKIP Unwahas yang juga pelatih Paralayang Jawa Tengah, Dian Listiarini, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk pengabdian sebagai akademisi sekaligus praktisi olahraga.
“Ini menjadi bagian dari upaya kami meningkatkan keselamatan dan kesadaran pertolongan pertama dalam olahraga paralayang, serta mendorong minat mahasiswa terhadap olahraga dirgantara,” pungkasnya.