Regional

JQHNU Jateng Gelar Halaqah Tantangan Kepengasuhan Pesantren Tahfidz Al Qur'an

Jumat, 2 Mei 2025 | 16:37 WIB

JQHNU Jateng Gelar Halaqah Tantangan  Kepengasuhan Pesantren Tahfidz Al Qur'an

Ketua Umum PW JQHNU Jateng KH Ali Imron Al Hafiz

Semarang, NU Online Jateng 

Pimpinan Wilayah Jam'iyyatul Qurra' wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Provinsi Jawa Tengah akan menyelenggarakan kegiatan 'Halaqah Pengasuh Pesantren Tahfiz Al-Qur'an se-Jawa Tengah'  di Pesantren Zilalul Quran Raguklampitan Batealit Kabupaten Jepara, Sabtu (3/5/2025).

 

Ketua Umum PW JQHNU Jateng KH Ali Imron Al Hafiz mengatakan sejumlah pokok bahasan penting bakal didiskusikan para ulama ahli al-Qur'an dari berbagai pesantren dan majelis taklim yang ada di Jateng dalam forum ini.

 

"Halaqah ini mengangkat tema 'Peluang dan Tantangan Kepengasuhan Pesantren Tahfiz Al-Qur'an di Era Digital'. Bersamaan dengan itu di pesantren ini dilaksanakan agenda rutin tahunan yakni imtihan oleh 101 hafiz-hafizah baru," kata kiai Ali Imron di Semarang Kamis (1/5/2025) .

 

Menurutnya, halaqah didasari pemikiran bahwa setiap pesantren termasuk yang menitikberatkan pada tahfizh memiliki uniqueness (keunikan, kekhasan) masing- masing, dan sering menjadi nilai lebih (keunggulan). 

 

Kekhasan itu, lanjutnya, bisa mencakup aspek kepengasuhan termasuk proses pembelajaran di pesantren. Dalam kaitan itu, berbagi praktek baik (best practices) yang ada serta pemikiran-pemikiran tentang kepengasuhan pesantren tahfiz yang ideal di era digital ini perlu didiskusikan.

 

Dia menambahkan, hal itu diyakini akan memberi manfaat bagi pengembangan pesantren ke depan. Dengan kata lain, halaqah menjadi ajang silaturahim dan 'sharing session' para pengasuh pesantren tahfizh. Adapun sejumlah pokok bahasan yang akan didiskusikan antara lain tentang 'Kebijakan Pesantren dan Harapan Terhadap Pesantren Tahfiz Secara Umum''. Informasi tentang undang- undang pesantren serta sejumlah kebijakan penting dalam pembinaan pesantren diharapkan bisa disampaikan.

 

Selain itu, ujarnya, pokok bahasan tentang 'Seperti Apa Sosok Hafiz/Hafizah yang Ingin Dicetak Pesantren Tahfiz di Era Digital'  juga akan dibahas. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan apa yang sebaiknya dimiliki santri tahfizh. Dalam kaitan itu bagaimana kurikulum pesantren tahfiz yang ideal di era digital ini serta kajian apa saja yang sebaiknya dimasukkan akan didiskusikan.

 

Dikatakan, fenomena beberapa pesantren tahfizh yang telah memiliki pendidikan formal juga dibahas. Ini melingkupi bagaimana strategi kepengasuhan bagi pesantren tahfizh plus sekolah/kampus. 

 

Dia menambahkan, hal menarik lain yang didiskusikan adalah identifikasi siapa saja mitra kerja potensial bagi pesantren tahfizh. Bagaimana strategi membangun kemitraan yang bermanfaat bagi pesantren juga dikaji. Tidak lupa bagaimana merajut jejaring kerjasama antar pesantren tahfizh diangkat. 

 

Bidang-bidang apa saja yang sebaiknya dibina dalam kerjasama menjadi gagasan penting juga. Selain itu bagaimana strategi membangun kemandirian ekonomi pesantren tahfizh dibahas. Peluang dan tantangan terkait beasiswa Tahfizh juga dibicarakan. 

 

Selain pokok bahasan tersebut, ujarnya, kajian tentang fasilitas sarana prasarana ideal seperti kuota santri per kamar dimungkinkan dibahas. Hal ini merespon banyak orang tua santri dari kalangan menengah yang menginginkan putra- putrinya mondok dengan fasilitas memadai.

 

Demikian juga dengan perbandingan jumlah atau rasio ideal ustadz-santri. Selain itu pencegahan perundungan dan kekerasan di pesantren serta pokok bahasan lain dalam lingkup kepengasuhan pesantren juga bisa menjadi bahan tulisan makalah. 

 

Pengasuh pesantren Zihalul Qur'an, KH Hasyim Sila al Hafizh menyatakan pesantrennya kini mendidik 1.500-an santri mukim dan sekitar 500 santri kalong serta memiliki lembaga pendidikan formal mulai tingkat dasar hingga menengah atas. Mantan Ketua PBNU Prof KH Said Aqil Siroj dijadwalkan memberikan tausyiah dalam acara itu.

 

Sekretaris Umum PW JQH NU Jateng H Andi Purwono menyatakan bahwa untuk menguatkan halaqah, panitia mengundang partisipasi Pimpinan Cabang (PC) JQHNU untuk hadir dan ikut urun rembug melalui makalah/tulisan. 

 

"Pemikiran tertulis yang terhimpun akan kami jadikan buku 'Bunga Rampai Pemikiran Kepengasuhan Pesantren Tahfiz'. Hingga berita ini dirilis, sudah banyak pengurus wilayah dan cabang yang menyatakan kesiapan mengirimkan naskah," tuturnya


Terkait