• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Keislaman

SEMARAK RAMADHAN

Ada 3 Macam Tingkatan Puasa 

Ada 3 Macam Tingkatan Puasa 
Kegiatan Kajian Ramadhan di Pesantren Darul Falah Besongo, Ngaliyan, Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Raif)
Kegiatan Kajian Ramadhan di Pesantren Darul Falah Besongo, Ngaliyan, Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Raif)

Pesantren Darul Falah Besongo adakan Pengajian Subuh yang bertempat di Masjid Roudlotul Jannah, Perumahan Bank Niaga, Ngaliyan, Kota Semarang, Sabtu (25/03/2023). Dalam kitab Asrar As-Shaum karya Imam Al-Ghazali, Ustadzah Dina Arvi Arina menjelaskan tiga tingkatan puasa. Pertama, puasa orang-orang awam. 


"Puasa umum itu puasanya orang awam atau manusia yang masih banyak dosa, manusia yang belum bisa mengontrol diri. Menahan diri dari makan, minum dan syahwat," ujarnya. 


Yang kedua lanjutnya, adalah puasa khusus. Menahan diri dalam hal pendengaran, penglihatan, lisan, tangan dan kaki atau anggota badan yang lain dari kesalahan maupun dosa. "Puasa khusus itu puasanya orang yang shalih," ucapnya. 


Disampaikan, menjaga diri anggota badan dari dosa terdapat enam perkara. Pertama, puasa penglihatan atau pandangan. Menjaga dari pengluasan pandangan atau sesuatu yang dimakruhkan oleh syariat. Ada salah satu hadits nabi menjelaskan, penglihatan itu bagaikan panah yang diracun bagaikan panah-panah iblis. 


"Kedua, puasa lisan. Menjaga diri dari lisan, bukan hanya untuk berdzikir, membaca shalawat, beristighfar, tetapi menjaga diri dari sesuatu yang menyakiti orang lain, seperti ghibah, namimah dan hasud," terangnya. 


Ketiga menjaga pendengaran dari pendengaran yang dimakruhkan. Keempat puasa anggota badan. Kelima tidak memperbanyak makan, dan keenam harus seimbang antara khawatir kepada Allah dan harapan. 


Dijelaskan, adapun tingkatan puasa yang ketiga adalah puasa khususil khusus. Puasa ini adalah puasa hati dari memikirkan hal-hal duniawi atau menjaga diri dari memikirkan selain Allah SWT.


Mengutip salah satu hadits nabi yang menjelaskan ada lima perkara yang mampu membatalkan orang yang berpuasa. 


"Bukan secara dhohir puasanya, tetapi batin. Ibaratnya pahalanya tidak ada. Lima perkara tersebut yakni, bohong, ghibah, adu domba, sumpah yang bohong, dan penglihatan disertai syahwat," pungkasnya.


Pengirim: Raif


Keislaman Terbaru